Girls, You're My Endless Love (Part 5 : Tears)




~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Siapa?"
"...."
"Aku takut ..."
"Jangan takut ..."
"Tidak bisa! Dia berubah, semua berubah, dan ..."
"Jangan takut! Aku akan berada di sampingmu selamanya,"
"Ke ... kenapa?"
"Karena aku ..."
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Kyuhyun_POV
“Kyu, kenapa kau tiba-tiba sakit? Aku mencemaskanmu tahu, sampai-sampai aku harus merelakan jam belajarku,” keluh Ah Ra, kakak Kyuhyun sambil mengompres Kyuhyun, Kyuhyun melirik Ah Ra dengan pandangan masam.
“Aaahhh …. Noona hanya beralasan! Sebenarnya aku bisa mengurus diriku sendiri dan aku bukan anak kecil lagi, noona. Noona hanya ingin membolos saja ‘kan? Aku dan noona ‘kan berbeda sekolah, berarti aku bisa mengurus diriku sendiri,” Ah Ra tersenyum lalu mencubit pipi Kyuhyun.
“Kau tahu saja! Aku pusing dengan pelajaran sosial, lagipula setiap hari ada saja yang memberikan surat cinta di dalam lokerku, huaahhh …. Padahal aku sudah punya Hyunbin, kenapa mereka tetap bersikeras?” Ah Ra menguap panjang. Kyuhyun bangkit dari tidurnya lalu duduk.
“Kalau begitu tolak mereka dengan tegas, kulihat noona malah menyimpan surat-surat itu di laci belajar noona, bagaimana hyung Hyunbin tidak cemburu kalau noona terus-terusan menyimpan surat-surat itu? Walaupun aku juga seperti noona, banyak dikejar-kejar oleh para yeoja aneh, dan noona para namja, tapi aku menolaknya dengan keras dan tegas, kalau mereka mengirimkan surat cinta kepadaku, aku akan mencari siapa yang mengirimkannya, dan menyobek surat itu di depan mata mereka hingga menjadi sobekan-sobekan kecil, mereka menangis? Aku diam, malah senang,” cerocos Kyuhyun sembari menutup mata dan menyilangkan kedua tangannya di depan dada, pertanda meremehkan dan santai. Ah Ra membelalakkan matanya.
“Kau ini Kyu, memang tegas, keras dan tega, kau mirip Ibu,” Kyuhyun melirik Ah Ra dan menguap panjang.
“Biar saja aku mirip Ibu kita, aku mencotoh kebaikan Ibu, kalau Ayah … sepertinya terlalu lembut, nah … sekarang kenapa noona tidak mencoba apa yang aku jelaskan tadi?” Tanya Kyuhyun. Ah Ra meneguk ludah.
“Ahhh … aku seperti Ayah, terlalu lembut. Tidak seperti kau, aku hanya kasihan pada para namja itu, aku tidak tega. Kalau aku seperti itu, mata mereka memancarkan kesedihan, aku merasa kasihan …”
“Nah! Noona mau hyung Hyunbin memutuskan hubungannya dengan noona?! Ahhh … dasar egois!” bentak Kyuhyun tidak sabar.
“Tidak! Aku tidak mau! Hyunbin sangat istimewa bagiku! Memangnya kau tahu apa tentang Hyunbin, hah?! Tidak usah ikut campur! BABO!!!” bentak Ah Ra. Matanya melotot ke arah Kyuhyun. Kyuhyun menatap lamat-lamat wajah Ah Ra, ternyata dia bisa marah, pikir Kyuhyun.
“Tuan, Nona, ada apa ini?! Saya mohon jangan bertengkar, Tuan sedang sakit bukan? Beristirahatlah dengan tenang,” Tanya bibi Nami, salah satu pembantu mereka yang datang tiba-tiba. Ah Ra dan Kyuhyun menolah hampir bersamaan.
“Tidak apa-apa, bagaimana aku bisa tenang kalau …” dengus Kyuhyun, Ah Ra melotot.
“Bibi, bisa tinggalkan kami sebentar,”
“Tentu,” jawab bibi Nami. Ah Ra mengangguk.
“Dengar baik-baik, jangan memancing emosiku saat ini, lalu kenapa kau marah ketika habis berkencan dengan Yoona?” pancing Ah Ra dengan nada mengancam.
“Apa aku bilang kencan? Aku tidak bilang seperti itu,”
“Jadi kenapa? Kau membuatnya menangis?! KYUHYUN!”
“Aku mengajaknya ke kafe, lalu …”
KRRREEEKK …..
“Tuan, Nona. Tuan Siwon datang,” mendengar nama Siwon, Kyuhyun duduk di atas tempat tidurnya.
“Mau apa dia ke sini?!” Tanya Kyuhyun emosi. Bibi Nami menggeleng tidak tahu. Ah Ra melirik Kyuhyun.
“Kenapa kau emosi? Bukannya kau dulu berteman sangat baik kepadanya?” Tanya Ah Ra, kini suaranya kembali lembut. Kyuhyun menggigit bibirnya.
“Arrgghh …! Sekarang dia di mana?” Tanya Kyuhyun pusing.
“Nnng … dia bilang, dia hanya ingin bicara hanya berdua dengan tuan, sekarang dia sedang menunggu di ruang tamu,” jelas Bibi Nami. Ah Ra diam saja, kemudian beranjak pergi, sebelum pergi, Ah Ra membisikkan sesuatu di telinga Kyuhyun.
“Nah, kau membuat masalah ya? Tidak mungkin saat jam sekolah ini Siwon tiba-tiba datang kecuali ada keperluan, suruh dia masuk ke dalam kamarmu, dan bicarahlah empat mata,” Kyuhyun mengangguk, kemudian mengambil napas dalam-dalam.
“Bibi, suruh dia masuk ke kamarku,” perintah Kyuhyun. Bibi Nami menggeleng.
“Tuan Siwon hanya ingin Tuan yang menyuruhnya, kare …”
“Arrgghh! Baik!” Kyuhyun beranjak dari tempat tidurnya dan menyuruh Bibi Nami pergi, belum selangkah dia berjalan, di depan pintu sudah berdiri sosok tinggi.
“Tanpa disuruh, akhirnya aku tahu, ternyata Ah Ra baik juga, tidak seperti adiknya …” komentar Siwon. Kuhyun segera menarik kerah baju namja yang 3 cm lebih tinggi darinya itu, lalu melepaskannya dengan kasar dan membantingnya di atas sofa. Siwon hanya diam dengan wajah dingin. Melihat Kyuhyun yang sedang panas-panasnya itu. Kemudian Kyuhyun duduk di atas tempat tidurnya.
“Mau apa kau ke sini?!” Tanya Kyuhyun dengan nada tinggi, Siwon tersenyum dingin.
“Wah, wah, wah, hebat sekali! Menyambut tamu bukannya baik-baik dari datangnya tamu di depan pintu, malah menyuruh seenaknya seperti dilakukan sebagai pembantu, hebat … hebat. Keluarga Cho mempunyai penyambutan tamu yang luar biasa, bukannya bertanya kabar baik, ternyata hanya dibentak-bentak dan ditanya untuk apa datang ke sini …” nada bicara Siwon semakin lama semakin meninggi. Kyuhyun menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
“Aku hanya bertanya, untuk apa kau ke sini …” Tanya Kyuhyun. Siwon bangkit sambil mengibas-ngibaskan tangannya di seragamnya. Kyuhyun bertambah marah.
“Apa maksudmu?!” Kyuhyun berdiri sambil menunjuk dada Siwon. Siwon mengambil napas dalam-dalam.
“APA YANG KAU LAKUKAN TERHADAP YOONA?!?!” bentak Siwon dengan nada tinggi sambil menunjuk dahi Kyuhyun, Kyuhyun meneguk ludah lalu terduduk.
“Haahhh??? Tunggu, kita bisa jelaskan ini secara baik-baik, aku mohon tenang,” saran Kyuhyun, Siwon mendengus kesal.
“Kau tidak tahu?! Oh, pintarnya! Untuk apa aku mendengarkanmu?! Kau hanya membual. Bisa-bisanya kau menyakiti Yoona! Dia itu gadis polos, tidak sepertimu yang …”
“KUMOHON DENGARKAN AKU DAN KITA BICARA BAIK-BAIK!!! BISA …?!?!” bentak Kyuhyun lagi. Siwon diam lalu duduk kembali.
“Nah, kau mau apa?” Tanya Kyuhyun lalu kembali duduk.
“Kau mengajak Yoona ke kafe dan membuatnya menangis? Teganya kau Kyuhyun,” ujar Siwon.
“Kau tahu dari mana?!” Tanya Kyuhyun panik. Siwon menghela napas.
“Lupakan! Kau mencium Yoona?” Tanya Siwon. Kyuhyun meneguk ludah.
“A .. a …”
“JELASKAN PADAKU!” desak Siwon.
“KALAU BEGITU DENGARKAN AKU DAHULU CHOI SIWON!” perintah Kyuhyun, Siwon terdiam.
“Bagaimana kau ingin aku menjelaskannya padamu jika kamu selalu saja mendesakku dengan nada tinggi?! Aku ingin tenang bodoh!” balas Kyuhyun.
“Baik! Aku dengarkan!” patuh Siwon.
“Aku memang mengajaknya ke kafe dan membuatnya menangis, tetapi aku hanya melakukan itu dan berciuman dengannya! Hanya itu! Dia menangis hanya karena marah melihatku bertingkah dingin padanya! Semenjak ada kau, semuanya menjadi kacau!” Kyuhyun mengeluarkan segalanya.
“Hah?! Karena AKU?! Bukankah kau yang membuatnya marah? Kenapa langsung melemparnya kepadaku?” Tanya Siwon berurut.
“Hah, karena ada kau aku jadi membuatnya marah, aku bersikap dingin darinya karena …”
“Aaahh … omong kosong semua! Kau ingin menjaga jarakmu dengannya ‘kan? Agar aku tidak merebutnya? Itu namanya bukan karena aku! Itu ke-EGOIS-anmu sendiri! Bahkan tega-teganya kau membohongi sahabatmu sendiri, sekarang Ryeowook merasa sebagai sahabat palsumu, dibohongi oleh sahabatnya sendiri! Kalian sudah bersahabat selama 5 tahun lebih! Memang kau aneh Kyu, egois dan pemarah! Terlalu sensitif! Merasa ini-itu dan sebagainya! Apakah kau tidak mengerti? Kau sudah besar, sebentar lagi akan mempunyai keluarga! Dasar egois!” bentak Siwon. Kyuhyun diam. Siwon beranjak dari duduknya kemudian pergi meninggalkan Kyuhyun yang termenung dengan mata menghadap keluar jendela, membayangkan wajah-wajah sedih Yoona yang selama ini ia perbuat. Wajahnya termangu ke luar jendela dalam-dalam, perlahan matanya memerah, hatinya terasa retak, bibir dan tangannya gemetaran. Tiba-tiba, Ah Ra masuk ke dalam kamar.
“Sudah selesai Kyu? Ternyata benar, akhirnya aku tahu.” Tanya Ah Ra sambil duduk di sebelah Kyuhyun yang masih termangu.
“A … apa yang harus ku … perbuat?” Tanya Kyuhyun, matanya perlahan berkaca-kaca. Ah Ra segera memeluk adik kesayangannya itu dengan lembut.
“Minta maaf, hanya itu Kyu. Berubahlah, jadilah namja manis yang penurut dan tidak egois. Tersenyum, membuat hati tenang. Kau terkenal dengan seyuman manismu ‘kan? Aku yakin mereka bisa menerimanya, mudah-mudahan. Jika kau terus berusaha menghindar, mereka akan semakin marah, hati Yoona akan semakin tersirat luka, jangan biarkan dia pergi darimu … kau tidak ingin dia pergi bukan? Minta maaf dari dalam lubuk hatimu dengan senyuman, aku tahu kau pasti sedang sakit hati, terpukul, cemburu, marah dan sebagainya …” Ah Ra membisikkannya di telinga Kyuhyun.
Noona sayang kepadaku tidak? Yoona sayang kepadaku tidak?” Tanya Kyuhyun dengan nada suaranya bergetar. Ah Ra tersenyum lembut.
“Semuanya sayang kepadamu Kyu, sangat sayang padamu …” bisik Ah Ra.
End Kyuhyun_POV
Author_POV
Perlahan butiran bening turun dari kedua mata Kyuhyun, tetes demi tetes jatuh perlahan. Kemudian turun dengan sangat deras, seperti hujan yang sedang turun dengan derasnya di luar sana, bibirnya terasa kaku, keringat dingin membasahi tangannya. Beberapa menit kemudian, ia tertidur dalam pelukan hangat kakaknya itu, Ah Ra tersenyum lalu membaringkan Kyuhyun dengan perlahan, lalu mengambil selimut yang jatuh dari pertengkaran Kyuhyun dan Siwon tadi. Kemudian menyelimutinya, lalu mencium dahi Kyuhyun.
“Tidurlah, Kyuhyun. Tidur dalam mimpi indah, mimpi yang sangat indah …”
Poster by : [Christ Sella]

Komentar