Allow Me, To Your Love (Part 1 : Goodbye Taeyeonnie,)






Kim Taeyeon & Jessica Jung
 
Jessica_POV
Jessica melongokkan kepala, dia berusaha melihat apa kerumunan yang ada di depan mading mereka, bahkan ada yang menangis menyesal, gembira dan menjerit-jerit seperti orang kurang waras, ada yang merengek-rengek dan sebagainya,  ternyata pengumuman kelulusan! Tentu saja dia berusaha melihat nilainya.
“Umhhm … permisi, permisi!” Jessica berusaha menyelip di antara kerumunan itu. Matanya berusaha mencari namanya di kertas kelulusan itu. “Egghh … namaku, namaku! Ayolah, kumohon ada!” matanya kembali mencari-cari di antara kerumunan itu. Seketika wajahnya merona lalu berusaha keluar dari kerumunan tersebut. Lalu berlari-lari senang di lapangan Haengbok High School. “Tuhaannnn!!! TERIMA KASIH!!!!!!~” Jessica berlari dengan penuh semangat, bagaimana tidak? Dia lulus dari Sekolah senior ini dengan nilai yang memuaskan lagi, sepatu dan kaus kaki panjang hitamnya menjadi terkena debu dan sedikit basah terkena embun-embun di atas rumput karena hujan semalam. Seketika hujan turun, kerumunan siswa keluar melihat Jessica melampiaskan semua kesenangannya, mereka ikut bermain-main di tengah hujan yang lumayan deras itu dengan perasaan senang dan hati yang puas.
“Hei kalian! Masuk semua! Hujan deras malah bermain seperti anak kecil saja! Ayo! Pengumuman akan dimulai dari sekarang untuk siswa yang mendapatkan peringkat baik, semua masuk!” seru kepala sekolah, beberapa siswa kemudian masuk, sepatu yang basah membuat lantai sekolah menjadi becek.
Selesai pengumuman dan Jessica mendapatkan penghargaan …
End Jessica_POV
Author_POV
Di tepi kolam, terlihat dua orang gadis cantik sedang berbincang dengan gembira, mereka adalah Jessica dan Taeyeon.
“Psst … Jessica! Bagaimana nilaimu? Sepertinya bagus sekali sampai-sampai kepala sekolah menyerahkan penghargaan dan medali padamu,” bisik Taeyeon. Jessica masih memperlihatkan wajah senangnya di balik helaian rambut-rambutnya yang basah.
“Taeyeon! Aku benar-benar berterima kasih pada Tuhan!” seru Jessica sambil memeluk Taeyeon.
“Ah, aku tidak heran kamu mendapat nilai baik, memang sudah lama,” Taeyeon membalas pelukan Jessica lalu mengucapkan selamat. “Sebentar lagi, kita berpisah Sicca-ma,” lanjut Taeyeon dengan suara parau, matanya sedikit berkaca-kaca.
“Ap … apa? Aku tidak mau! Taeyeon onnie mau kemana? Kita selalu bersama sejak sekolah dasar, hanya samakan sekolah saja, mudah ‘kan?” Jessica meremas lengan Taeyeon. “Aku … eh, Sicca-ma sudah lama bersahabat dengan Taeyeon onnie,”
“Ssyyutt …! Sicca-ma sayang, persahabatan tentu bertahan lama, tenang, kita nggak mungkin selalu bersama, kau akan mempunyai keluarga … sebentar lagi, tidak mungkin ingin bersamaku terus bukan?” lanjut Taeyeon sambil mengelus rambut Jessica.
“Tapi … kita bisa masuk kampus yang sama, Taeyeon dan Sicca-ma sama-sama pintar, jadi bisa masuk, lihat, sekolah dasar, SMP dan sekarang kita selalu bersama … memangnya Taeyeon mau ke mana?” tanya Jessica dengan gaya agyoe-nya.
“Sebentar lagi, aku akan pindah ke luar negeri, aku masuk univertas yang cocok untukku, ibuku ingin memberikanku yang terbaik, sabar saja ya … ingat! Persahabatan akan muncul, di kala kau susah, itu yang namanya sahabat sejati …” Taeyeon menunjukkkan kelingkingnya, bukti janji, Jessica mengaitkan jari kelingking Taeyeon dengan kelingkingnya.
“Selamat … tinggal … Taeyeon …” suara Jessica lama-kelamaan mengecil, Taeyeon merangkul Jessica hangat.
“Sicca-ma mau masuk universitas apa?” tanya Taeyeon.
“Umhhm … Universitas Allitrul,” jawab Jessica.
“Nah, itu bagus,” puji Taeyeon lalu berusaha bangkit dari duduknya. Jessica menarik ujung tali tas Taeyeon.
“Mau ke mana?” tanyanya dengan suara parau. Taeyeon menghela napas.
“Mungkin, sekitar 2-3 jam lagi … aku akan berangkat ke Inggris,” lanjut Taeyeon sembari tersenyum manis.
“Aku boleh mengantarmu? Pelepasan sahabatku?” tanya Jessica, matanya memberi isyarat bahwa ia kana menangis dan Taeyeon bisa membacanya karena mata Jessica terlihat agak memerah dan sedikit berkaca-kaca.
“Tidak bisa, aku juga ingin menunjukkan nilaiku kepada ibuku, waktunya aku tidak tahu, belum tentu,” tanpa disadari, Jessica menangis haru. Taeyeon sedikit terkejut.
“Uhh … jangan menangis, aku jadi ingin menangis ini … jangan Sicca-ma … ja-”
“Hiks, aku sedih tidak bisa mengantarmu! Aku … aku akan berpisah denganmu, aku … aku akan kesepian, aku kehilangan Taeyeon yang selalu membelaku dan pemberani, aku … aku … sudah menganggap Taeyeon sebagai onnie ku sendiri karena aku tidak punya saudara, aku akan berpisah dengan Taeyeon,” isakkan Jessica terdengar jelas di telinga Taeyeon.
"Heit! ralat ucapanmu! Kau mempunyai saudara! KRYSTAL! SICCA-MAAA ..."
"Ma ... maksudku kakak! Ya ... umhhmm, kakak! Hehe, oh ayolah! Izinkan aku untuk ikuuttt ...." Jessica memasang wajah memelas.
"Ufh, andwae!" lanjut Taeyeon.
"Kumohoonnn! Dengan sangaatt!" 
"Umhh .... baiklah, tapi minta izin sama umma-mu dulu ya!" pesan Taeyeon. "Aku menunggu! Akan kutunggu kau di restoran dekat bandara! Ok?"
"Iya! Kau tunggu saja!" Jessica berlari lalu meraih ranselnya, kemudian menaiki taksi, lalu cepat-cepat masuk ke dalam rumah dan berganti baju, Krystal dan umma-nya sempat heran.
"Mau ke mana? Kenapa terburu-buru?" tanya umma sambil terus menjahit. Jessica menyambar topinya. Krystal agak jengkel, kemudian meraih topi kakaknya.
"Eits, onnie mau ke mana? Jawab pertanyaanku!" desak Krystal. Jessica menyambar kembali topinya.
"Taeyeon mau ke Inggris, aku ikut mengantarkan," Jessica merapikan helaian rambutnya.
"Hahh?!?! Kau mau ke Inggris! Tidak boleh!" larang umma.
"Umma, aku hanya mengantarkannya di bandara," jelas Jessica lagi. Krystal menunjukkan binar matanya.
"Ikkkkuttttt!!!" soraknya, tetapi Jessica menahannya.
"Tidak boleh bodoh! Tunggu di rumah saja, aku hanya sebentar!" Jessica kemudian berjalan ke luar, dia agak geli melihat wajah cemberut Krystal.
"Hati-hati ya nak!" pesan umma.
Di restoran dekat bandara ...
Taeyeon dan Jessica sedang makan siang.
"Taeyeon! Kenapa kau harus pergi?" bisik Jessica, Tayeon menoleh terkejut.
"Ibuku ingin yang terbaik, mw bagaimana lagi?"
"Harus ya?" Taeyeon mengangguk. 
"Ngomong-ngomong, appa dan umma-mu mana?" Jessica celingak-celinguk.
"Aku ke Inggris sendirian saja, nanti orang tuaku akan memberi uang tambahan perbulan di sana, uang itu untuk membayar tagihan kuliahanku," Taeyeon meneguk air dinginnya. Jessica sibuk mengunyah.
"Ohhh .... jaga diri baik-baik yaaa ..." Jessica memegang tangan Taeyeon sembari tersenyum. Taeyeon balas tersenyum.
Di bandara ....
"Sicca-ma, sebentar ya, aku tinggal dulu ..." pamit Taeyeon.
"Bilang saja mau ke Inggris," rutuk Jessica.
"Eh, nggak kok! Cuma mau check in!" jawab Taeyeon.
"Aku ikuuuttt!!!" Jessica merangkul pundak Taeyeon.
"Membosankan lho! Hanya sebentar, dipanggil, lalu berangkat," Taeyeon berkata tanpa melihat wajah gembira Jessica, dia emngadu-adku isi tas tangannya.
"Ahhh .... biarlah! Aku 'kan belum pernah naik pesawat!" Jessica mengibaskan sebelah tangannya.
Taeyeon tersenyum kecut, ia sedih melihat Jessica yang tidak pernah merasa layaknya orang kaya. Lain kali akan kuajak dia keliling dunia, pikir Taeyeon.
Mereka berdua berjalan di sekitar bandara, Jessica berkali-kali memandang sekelilin bandara, sembari mengangguk-angguk.
End Author_POV
Jessica_POV
"Eh, Taeyeon! Biar aku saja yang bawa kopernya, hanya sedikit kok, nggak apa-apa ya?" tawar Jessica sambil mengulurkan tangannya. Taeyeon ragu-ragu.
"Benar, tidak apa? Nanti berat?" Taeyeon menggenggam tangan Jessica.
"Tinggal ditarik saja, mudah," Jessica menyambar koper Taeyeon. Taeyeon hanya bisa tersenyum paksa.
"Aku udah check in, tunggu saja ya? atau kau mau jalan-jalan dulu?" Jessica mengangguk. "Tetapi hanya di bandara ini saja," Jessica mengangguk kembali.
Taeyeon menjelaskan semuanya, Jessica menunjukkan binar kekagumannya. Tanpa disadari ...
BRUK!
"Oh, umm ... maaf, anda tidak apa-apa?" Jessica mengulurkan tangannya. Ternyata yang ia tabrak adalah seorang namja, namja itu memakai topi dan kacamata hitam. "Ehem, maaf. Anda tidak apa-apa 'kan?"
"Yah, iya," jawab namja itu sambil menepis-nepis bajunya. Jessica tidak mengenal namja itu, apalagi namja itu memakai kacamata dan topi sehingga wajahnya tidak terlihat jelas.
"Jessica, kau ke mana saja?" tanya Taeyeon seraya mengelap keringatnya yang bercucuran.
"Ung, aku tidak apa-apa," jawab Jessica
"sepertinya kau habis terjatuh ya? Makanya lihat-lihat ya!" seru Taeyeon. Jessica mengangguk.
"Perhatian para penumpang pesawat *** tujuan luar negeri, Inggris, diharapkan untuk segera masuk ke dalam pesawat, terima kasih," (#miangahapalcarapengumumandibandara =_=V)
"Uwaahh! Aku sudah mau berangkat! Ummh ..." Tayeon melirik Jessica. Wajah Jessica menunjukkan rau muka sedih.
"Taeyeonnie" bisik Jessica.
"Aku pergi dahulu ya, nanti aku akan kembali, tenang saja. Hubungi selalu ya ..." Taeyeon memeluk Jessica, Jessica balas memeluknya. kemudian Taeyeon beranjak pergi dan mendekatkan tangannya di dekat pipinya. Ibu jarinya ditempelkan di telinga dan kelingkingnya ia letakkan di depan mulutnya. Jessica mengangguk mengerti, itu berarti 'telepon aku ya?'.
"Aku pergi," Taeyeon berbisik kecil di telinga Jessica.
"Iya," Jessica menjawab.
End Jessica_POV
Taeyeon_POV
Taeyeon berjalan pergi "Jangan berbalik jangan berbalik, jika kau tidak ingin menangis," Taeyeon menekankan kata-katanya.
WUUNGG ...
End Taeyeon_POV
Jessica_POV
Pesawat sudah lepas landas, Jessica melambaikan tangannya perlahan. "Selamat tinggal,"
"Uhh .. pulang, pulang nanti sampai di rumah, sembunyi di kamar, lalu menangis sejadi-jadinya, 7 hari 7 malam, (?)"
BRUK!
"Aishh ... lagi-lagi aku terjatuh!" Jessica mengusap dahinya tadi ia jatuh terserungkup. Beruntung tiba-tiba sepi, tidak ada yang mengejeknya. Tiba-tiba ia melihat sesuatu, seperti kartu "Ufhh ... apa ini?" Jessica meraih kartu itu.
Dia bingung sembari menggaruk kepalanya, (wah, kutuan kali ya? #plak!) "Ini ... oh! Kartu tanda penduduk mari kulihat." ternyata itu adalah sebuah kartu milik seorang namja.
"Uffh ... ini 'kan bukan KTP! Jadi apa?" Jessica melihat dengan jelas lagi kartu itu. "Umhh ...! Tanda pengenal Universitas Allitrul! Wah ... " Jessica membaca nama pemilik kartu itu. "Lee ... Sung ... min? Senior jurusan olahraga? Aku pernah mendengarnya, sayang hanya seperti suara angin lewat, jadi aku tidak begitu tertarik."Kudengar, dia pernah mengambil jurusan seni? Kenapa olahraga? Terutama ... panjat tebing? Hei! Itu olahragaku! Enak saja!" Jessica menyimpan kartu itu di saku kardigannya. "Katanya aku sudah masuk kampus itu, nanti aku akan cari ah, siapa pemiliknya. Lagipula, di sini tidak ada fotonya, ini milik siapa sih?" Jessica mencari taksi, kemudian menaikinya. "Mungkin ini kartu yang biasa saja, mungkin cadangan kalau tidak membawa kartu yang beserta fotonya itu," gumam Jesica lagi "Ah, lain kali sajalah!" kemudian Jessica turun dari taksinya. Lalu membayar dan embuka pagar rumahnya.
"Aku pulang," seru Jessica. Krystal sedang meneguk sekaleng sunkist, dia melirik Jessica dengan ujung matanya.
"Bagaimana? Taeyeonnie sudah pulang? Eh, sudah berangkat ke Inggris?" tanya Krystal bangkit dari duduknya.
"Sudah," jawab Jessica pendek.
 "Yah ... onnie dingin!"
"Tidak, aku lagi berpikir" kilah Jessica cepat.
"Berpikir apa? Biasanya kau menangis, oh ya tadi ada telepon dari Universitas Allitrul, kau lulus dan masuk" Umma sedang menyiapkan sup untuk makan malam.
"Benarkah? Oh ... besok aku akan siap-siap,"
"Kelihatannya, kau tidak senang?" umma mengelap peluh di pelipisnya, Jessica berjalan cepat lalu membantu menyiapkan makan malam.
"Aku senang umma, sangat!" Jessica kemudian memakan makan malamya.
Di dalam kamar ...
"Lee Sungmin, hmm .... siapakah namja itu? Akankah hari di kampusku akan berjalan dengan baik?" perlahan Jessica menutup kedua matanya. Lalu tertidur dengan mimpi indah.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
To Be Continue ... (in Part 2)
Poster by : [Chicchickss]

Komentar