My Mysterious Angel (Part 1)



Yuri_POV
Yuri berjalan pelan ke arah sebuah gudang penyimpanan. Dia terlihat tertarik dengan barang-barang yang ada di dalam gudang besar itu. Setelah cukup lama membongkar-bongkar barang yang ada. Yuri menemukan sebuah cermin antik yang pinggirannya dihiasi perak asli. Matanya memancarkan rasa kagum pada cermin itu. Kemudian dia mengelap perlahan cermin yang sedikit berdebu itu. Pantulan wajah cantiknya muncul di cermin perak. Dia tersenyum senang. Namun, tiba-tiba petir menggelegar dan hujan turun dengan deras. Yuri ketakutan. Cermin yang dia pegang kacanya menjadi berwarna hitam kelam. Yuri melempar cermin itu dengan penuh rasa takut. Wajahnya pucat dan keringat dingin membasahi seluruh tubuhnya. Cermin tadi pecah, lalu seluruh sekitar gudang menjadi berwarna hitam kelam. Seperti awan gelap. Yuri tidak dapat menggerakkan tubuhnya, terasa kaku sekali. Cermin itu hilang seperti asap, berganti dengan lima buah cermin besar. Yuri memegang kepalanya yang terasa sakit. Dia benar-benar merasa ketakutan. Dari salah satu cermin, keluar seoarang ahjussi dengan pakaian yang kusut dan kotor. Wajahnya terlihat sangat menyeramkan. Yuri berteriak dengan sangat kencang meminta pertolongan. Ahjussi tadi masuk kembali ke dalam cermin itu. Cermin pertama lenyap, cermin kedua mengeluarkan seorang wanita dengan gaun kuno.
"Ne ... nenek!!!" Yuri memegang kepalanya. "Neneeekkk!!!" Yuri mundur ketika wajah neneknya berubah menjadi sangat dingin. Cermin ketiga mengeluarkan seorang wanita.
"Kau harus berterima kasih padaku Nak! Aku sudah merawatmu! Tangisan nakal dari bibirmu itu membuatku gila! Kau harus membayar semuanya!" itu ibu tirinya Yuri, Yuri menjauh dan berusaha berlari, namun sisa kedua cermin lain menghadangnya. Keluarlah dua orang wanita dari masing-masing cermin. Keduanya adalah mantan pembantu Yuri yang sudah meninggal dunia. Mereka memegang pisau yang ujungnya ada setitik darah. Baju mereka urakan dan penuh cipratan darah. (#Chingudeul lari duluan, ga berani baca lanjutan =_=")
"Kwon Yuri! Apakah Kau tahu? Kami diperlakukan seperti binatang oleh orang-orang yang ada dirumahmu! Kami akan membalasnya! Termasuk KAU yang salah satu dari mereka! Hanya kau yang masih hidup! Bersiaplah untuk mati Kwon Yuri!!!"
"Tidak!!! Tidak!!! Tidakk!!! TIDAAAAAAKKKKK!!!!!!!!"
"Yuri! Bangun Nak! Yuri! Ini aku Nak! Ibu panti Sun Hee! Yuri-ah! Bangunlah!"
"Tidak! Tidak! Tidaaaaakkk!!!"
Nyonya Sun Hee memeluk Yuri dengan erat. Yuri terbangun dari mimpi buruknya. Dia menangis sejadi-jadinya di pelukan Nyonya Sun Hee. Nyonya Sun Hee mengelus rambut Yuri pelan.
"Hiks! Aku tidak tahan lagi ibu! Hiks, aku mau mengakhiri hidupku sampai di sini saja! Aku tidak mau teruskan lagi!" tangis Yuri. (#weihh!!! cut2! klu sdh mau mengakhiri hidup nih FF udh ending di part 1 bodoh! jgn mati dulu! #digampar yuri).
(NB : Yuri memang memanggil Nyonya Sun Hee dengan sebutan Ibu)
"Sssttt .... tenang Nak, tenang! Kau tidak boleh berkata seperi itu! Masih ada aku di sini! Aku akan menjagamu!" tenang Nyonya Sun Hee, kini Yuri kembali tenang.
"Tapi ... tapi ... kenapa aku musti mempunyai kepribadian ini? Aku tidak mau ...! Aku ...."
"Yuri-ah, semuanya pasti ada hikmah di balik tangan Tuhan," jelas Nyonya Sun Hee.
"Apakah ibu akan melindungiku? Ibu sudah kuanggap sebagai ibu kandungku sendiri," jelas Yuri polos. Nyonya Sun Hee mencium kening Yuri.
"Tidak bisa selamanya ya ... tapi ibu akan menjagamu,"
"Ibu sudah dimakan umur, pasti tinggal sedikit lagi. Aku ingin ikut ibu," Yuri menyela asal.
"Syuttt ....! Tidak boleh! Kalau aku sudah pergi, pasti akan ada yang menjagamu, tunggu saja. Dan kau tak akan kesepian," Nyonya Sun Hee memegang kedua pundak Yuri. Yuri mengangguk kemudian menyela lagi.
"Maksud ibu? Kyuhyun?" tanyanya asal.
Nyonya Sun Hee menggeleng.
"Dia seorang yeoja, tugasnya sangat mulia," jawab Nyonya Sun Hee.
"Ye ... yeoja? Ibu pengurus panti yang lain?"
Nyonya Sun Hee tidak menjawab.
"Ayo, ayo. Sekolah tidak? Nanti terlambat," celetuk Nyonya Sun Hee. Yuri mengangguk, kemudian pergi mandi dan bersiap-siap pergi ke sekolah.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Yuri berjalan di atas trotoar. Dia masih tidak nyaman dengan mimpi-mimpi buruknya. Bahkan, dia masih memikirkan kata-kata Nyonya Sun Hee. Yuri menghela napas, kemudian mengikat dan menutup lembut mulutnya dengan syal putihnya, kedua tangannya yang kedinginan dia masukkan ke dalam saku jaketnya. Musim dingin membuatnya merangsang ketakutannya makin memuncak.
"Yuri-ah!" seorang namja yang dia kenal memanggilnya dengan riang. Yuri menoleh, lalu tersenyum, pipinya memerah karena kedinginan. Namja dengan mantel panjang berwarna hitam itu berusaha berlari mendekatinya.
"Yuri-ah!" panggil namja itu lagi. Yuri tersenyum senang, namja yang dia tunggu-tunggu. Namja yang membuatnya tidak merasa ketakutan, namja yang membuatnya selalu ceria (#beda bgt dg yg di cerita "You're My Endless Love"! -__- *digamparkyuhyun*)
"Kyuhyun-ah! Annyeong!" Yuri melambaikan tangannya. Kyuhyun segera meraih tangan Yuri. Pipi Yuri bersemu merah.
"Aku melihatmu tadi sedang berjalan, ternyata ini jalan yang selalu kau lalui ya?" Kyuhyun menatap langit-langit yang biru tanpa awan banyak. Yuri kembali mengangguk. Pipinya tetap merah. Kyuhyun cepat-cepat melepaskan genggaman tangannya dengan perlahan. Dia meraih tangan Yuri tadi supaya cepat datang ke arah Yuri.
"Pipimu memerah? Kenapa?" tanya Kyuhyun menatap pipi Yuri. Yuri menyentuh pipinya.
"Ohh ... biasa, kedinginan oppa" jelas Yuri sambil tersenyum.
"Aisshh ... jangan panggil aku oppa, tidak enak." seru Kyuhyun. Yuri tertawa.
"Tidak mau? Lebih baik aku berkata pada Nickhun saja kalau kau nggak mau," Yuri mengalihkan pandangannya.
"Eh, iya iya! Tapi jangan panggil aku kakak, aku malu," ungkap Kyuhyun. Yuri tertawa lepas.
"Hahahahaha! Aku hanya bersikap sopan kepada orang yang kuanggap lebih tua Kyuhyun! Hahaha!" syal yang menutupi kedua mulutnya lepas namun tetap terikat pada lehernya.
Suasana kembali hening ...
"Yuri, pikiranmu masih kacau?" tanya Kyuhyun dengan nada khawatir. Yuri mengangguk pelan.
"Kita pergi ke tempat psikologis lagi ya?" tanya Kyuhyun sambil menatap lamat-lamat mata Yuri. Yuri mengulum senyum lalu menggeleng.
"Aku selalu merepotkanmu Kyuhyun," Yuri memasuki gerbang sekolah. Kyuhyun menyela kata-kata Yuri.
"Aku hanya ingin membantu ..." sela Kyuhyun. Yuri menggeleng. Rambut panjang lurusnya berkibar.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Jam pulang sekolah ...
Yuri masih terbayang dengan kata-kata Nyonya Sun Hee.
"Kalau aku sudah pergi, pasti ada yang menjagamu, tunggu saja."
Yuri menghela napasnya, lalu menatap langit-langit.
"Besok ... tapi ... aku merasakan firasat yang ... sangat buruk ... tentang ... Nyonya Sun Hee?" Yuri berjalan pelan masuk ke dalam sebuah gang kecil. Dia khawatir kalau pulang lewat jalan ini, banyak namja nakal yang biasa nongkrong di tempat ini. Yuri hanya menatap cemas. Dua orang namja berbisik-bisik lalu tersenyum. Yuri mempercepat jalannya. Kedua namja itu mengejarnya. Yuri berlari sambil berteriak memnita tolong. Tetapi belum ada yang menolongnya.
"ASTAGA! Jalan buntu!" teriak Yuri panik. Langkah kedua namja itu mulai perlahan.
"Tuhan! Aku hanya butuh pertolonganmu! Engkaulah yang sekarang hanya bisa aku mohon!" Yuri menutup kedua matanya. Pasrah akan semua yang akan terjadi.
BUAK! BUAK!
"Heh! Anak ingusan! Kurang ajar!"
"Kau yang anak ingusan!"
BUAK! BUAK!
Yuri membuka matanya perlahan. Dilihatnya sudah berdiri Kyuhyun, seorang diri?! Mengalahkan kedua namja berbadan kekar itu?! Yuri ternganga tak percaya.
"Kau tidak apa-apa?" Kyuhyun mengulurkan tangannya. Yuri mengangguk lalu memeluk Kyuhyun erat.
"Gomawo! Gomawo Kyuhyun-ah!" Yuri menangis di pundak Kyuhyun.
"Syuutt! Jangan menangis, nanti kambuh lagi rasa takutnya lho!" Kyuhyun memperingati Yuri. Yuri mengangguk lalu melepaskan pelukannya.
"Lain kali jangan lewat ke dalam gang ini kecuali bersamaku ya???" saran Kyuhyun.
"Tapi ... ini yang paling cepat!" bantah Yuri. Kyuhyun menggembungkan pipinya.
"Lebih baik lambat tapi selamat sampai tujuan atau cepat tapi tidak selamat sampai tujuan? Bahkan mungkin kau tidak pulang-pulang," lanjut Kyuhyun.
"Ne, gomawo Kyuhyun-ah!"
"Ne, cheonma" jawab Kyuhyun.
"Ibu, apakah maksud ibu Kyuhyun-lah pelindungku nanti di saat ibu telah tiada? Tapi ... ibu berkata seorang yeoja, bukan namja, jadi ... apa maksud ibu? Kyuhyun sudah melindungiku, tapi ... apakah belum cukup? Atau ... memang bukan Kyuhyun? Beri aku jawaban bu, kapanpun itu," Pertanyaan Yuri melambung ke atas langit, langit yang berawarna kebiruan. Awan mulai muncul dan mengeluarkan salju. Anak-anak bermain ke luar dengan penuh kesenangan dan kegembiraan, dibalik ketakutan dan kecemasan pada diri Yuri.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
TBC in Part 2! ^^ #gomawo udh mau baca part 1 gaje ini, sekali lagi gomawo!
Poster by : [Chicchickss]

Komentar