I Gotta Become Your Love (Part 1) (WALKIN')

Cast :
*Choi Min Young (Main cast)
*Choi Siwon a.k.a Choi Siwon (Lead cast)
*Im Yoona a.k.a Choi Yoona (Lead cast)

*Moon Mason a.k.a Choi Chan Ho (Support cast)

Genre : Fluff, Family, Sad, Angst

***
12 March 1993
"AAAAAAAA!!!!!!!"
"Nyonya, sedikit lagi Nyonya .... tahan rasa sakitnya!"
"AAAAA!!!!!"
"Terus, iya ... terus! Sedikit lagi!"
"Eggghhh ..... hah .... hah ...."
"Oekkk ... oeekkk!"
 Yoona menarik napas panjang. Wajahnya memerah dengan keringat yang bercucuran. Rambut cokelat-nya basah oleh keringat.
"Selamat Nyonya Choi, bayi anda perempuan," suster menyerahkan bayi sehat itu kepada Yoona. Yoona menatap bahagia dan meraih bayi itu. Dia mengecup kepala bayi itu dengan penuh kasih sayang. Dokter dan para suster tersenyum puas melihat bayi merah itu. Yoona menangis bahagia.
"Kamsahamnida, kamsahamnida," seru Yoona sambil berkali-kali menundukkan kepala.
"Bayi perempuan yang cantik," puji dokter dengan rambut panjang bergelombang. "Lihat saja, hidungnya mancung, bibirnya tipis menawan, mempunyai lesung pipit di kedua pipinya" Yoona tersenyum membelai sang bayi.
"Ngomong-ngomong Nyonya Choi, anda akan menamakannya siapa?" tanya dokter anggun itu. Yoona menatapnya sejenak lalu menghela napas.
"Choi Minyoung, nama yang melambangkan kesucian dan kelembutan. Kelak, dia akan menjadi orang yang berguna dan tidak mengecewakan kedua orang tuanya,"
"Nama yang bagus, cocok untuk anak yang cantik," Yoona mengangguk.
"Oh! Maaf, aku harus praktek lagi, sampai bertemu kembali Nyonya Choi, sampai bertemu kembali Minyoung,"
Tidak lama setelah dokter dan suster-suster itu pergi, seorang pria dan seorang bocah laki-laki mendatangi ruangan itu.
"Umma!"
"Chagiya,"
"Umma ... di mana adikku?" Yoona tersenyum menatap Chan Ho.
"Dia ada di keranjang, jangan berisik ya ... dia sedang tidur," Chan Ho mengangguk lalu menghampiri bayi perempuan mungil itu.
"Chagiya, anak itu benar-benar cantik," Yoona menatap Siwon dengan mata sayu penuh kehangatan.
"Appa, ini adikku?" tanya Chan Ho. Siwon menangguk.
"Ya,"
"Umma! Ada noda kecil di belakang telinga kanannya, sudah kuusap berkali-kali tidak mau hilang!" keluh Chan Ho.
"Chan Ho-ah, itu tanda lahir Nak!" sela Siwon. Chan Ho menggaruk kepalanya.
"Ne, umma juga punya lho, lihat!" Chan ho melirik tanda lahir di belakang telinga kanan ibunya.
"Wah, dia memang benar-benar mirip umma, lihat, dia punya lesung pipit," tunjuk Chan Ho.
"Tidak hanya umma, appa juga punya lesung pipit! Bisa jadi dia mirip appa, bukankah kamu sudah mirip umma?"
"Kenapa begitu?" tanya Chan Ho dengan wajah polosnya.
"Biasanya, anak perempuan yang lahir sebagai anak kedua mirip appa-nya Joong Ki-ah," jelas Siwon. Chan Ho hanya mengangguk-angguk.
 "Umma, boleh tidak aku menyentuh pipinya?"
"Kenapa tidak? Dia adikmu, tetapi jangan sampai membuatnya menangis," Chan Ho menyentuh pipi sang adik dengan lembut.
"Hiyaa ... kenapa begitu lembut seperti jeli?"
"Adikmu baru lahir Chan Ho," sela Siwon. Chan Ho mengangguk-angguk.
"Namanya siapa chagi?" tanya Siwon. Chan Ho menoleh menatap Yoona dengan mata penasaran.
"Iya! Siapa umma?" tanya Chan Ho tidak sabaran.
"Hmm ... Choi Min Young,"
***
25 December 1993
We wish you a Merry Christmas, 
We wish you a Merry Christmas, 
We wish you a Merry Christmas, 
And a Happy New Year ...
Lonceng yang sedari tadi dierat oleh tangan-tangan mungil kini di dentingkan dengan meriah, menyambut hari kasih sayang. Diikuti turunnya salju putih yang lembut. Sejumlah pasang mata yang sedari tadi menatap ke luar jendela menunggu gumpalan lembut dingin berwarna putih turun, kini berlarian keluar. Bersorak-sorak dan bermain di tengah gumpalan berbentuk bola kasti itu.
Di rumah megah keluarga Choi Siwon, sepasang mata jernih dan bulat terus-terusan memandangi bayi perempuan cantik itu. Tangan mungilnya meraih jemari bayi itu, mengelusnya perlahan. Menunggu sang bayi untuk membuka kedua kelopak mata. Memperlihatkan kedua matanya yang begitu indah, berkaca-kaca layaknya danau. Bocah lelaki berusia kurang lebih 5 tahun itu menyandarkan kepalanya di tempat tidur mewah sang bayi.
Srek .... sreekk ....
Bocah lelaki itu mendongakkan kepalanya. Dia melihat bayi perempuan itu menampakkan kedua matanya yang jernih, ia sedang menggeliat di atas tempat tidur.
"Umma! Adik sudah bangun!" teriak Chan Ho. Yoona datang terburu-buru.
"Sshhtt!!! Aduh ... kau ini! Bagaimana jika adikmu menangis? Lain kali jangan berteriak," perintah Yoona. Chan Ho hanya mengangguk polos. Yoona meraih tubuh mungil Minyoung.
"Aku beritahu ayah ya," Chan Ho berlari menuju ruangan kerja ayahnya.
Tok! Tok! Tok!
"Siapa di luar?"
"Choi Chan Ho!" Siwon membuka pintu.
"Ada apa?" Chan Ho tidak menjawab lalu menarik tangan ayahnya menuju kamar Minyoung.
"Lihat! Minyoung sudah bangun!" tunjuk Chan Ho.
"Ne? Hwahh .... anak appa yang cantik sudah bangun!" Siwon meraih tubuh mungil Minyoung dan menggendongnya.
"Minyoung juga cantik," ledek Yoona.
 "Umma! Aku tidak suda dibilang cantik!" protes Chan Ho.
Tawa Siwon dan Yoona pecah mendengar kata-kata imut Chan Ho.

***
11 March, 1994
"Chan Ho-ah, hati-hati ya, belajar yang baik!" ucap Siwon sembari mengecup kepala putranya. Chan Ho mengangguk polos dan berlari masuk ke dalam gedung sekolah.
"Sepertinya, Chan Ho semangat sekali Tuan, karena jarang-jarang anda mau menemaninya pergi ke sekolah." celetuk Jong Dae, supir pribadi mereka. Siwon menghela napas.
"Yah, entah kenapa. Aku merasakan firasat tidak enak. Aku merasakan ... jika anak-anakku akan kehilangan seseorang yang penting dalam hidup mereka. Mungkin itu aku, karena itu aku menyempatkan waktu bersama mereka," jelas Siwon tanpa ditanya. Jong Dae hanya diam mencerna tiap kalimat.
"Aku ... merasa .... akan kehilangan ... orang yang kukasihi, karena itu aku mengawasi Chan Ho, istriku, dan Minyoung"
"Mungkin perasaan Tuan saja, Tuan tidak boleh bicara yang tidak-tidak, nanti kejadian," Siwon hanya menghela napas dan menutup kedua matanya.
"Ada yang bisa saya bantu Tuan?" tanya Jong Dae.
"Kembali ke rumah."
Siwon menyentuh layar ponselnya dan menghubungi nomor desainer pribadinya. Desainer pakaian, ruangan, dan lainnya. Yang pasti ia menelepon untuk mengatur suasana pesta ulang tahun Kyumin yang ke-1.
Rrrr ...
"Yobaseyo"
"Jinyoung-ah, besok anak perempuanku berulang tahun yang ke-1, tolong untuk rancangan ruangannya."
"Ne, agaseumnida, akan segera saya kerjakan,"
KLIK!
Tuut .... tuutt
"Jong Dae-ah. Kau jemput Chan Ho ya, usahakan jangan telat, aku khawatir,"
"Ne, agaseumnida Tuan" 
***
"Selamat datang Tuan," puluhan pelayan berseragam mengucapkan salam dan menunduk secara serempak. Siwon hanya mengangguk. Dia berjalan melewati puluhan pelayan yang hormat padanya. Dilepasnya jas hitamnya, dan menggantungnya di tiang besi berwarna kuning. Menyisakan kemeja berwarna putih dan dasi hitam panjang.
KRIEEK ....
"Minyoung-ah?" mata Siwon menerawangi seisi ruangan.
"Minyoung-ah?" Siwon melangkah masuk, ia takut jika terjadi apa-apa pada Minyoung.
"Dadadah ... hikhik!" Siwon menoleh. Dilihatnya Minyoung sedang bermain dengan mainan-mainannya dan tertawa-tawa.
"Kau ini membuat appa cemas!" Siwon meraih tubuh Minyoung lalu menggendongnya.
"Ap-ap-appa!" seru Minyoung dengan bahasa bayinya. Siwon tertawa.
"Nah, begitu. Besok hari ulang tahunmu!" Minyoung hanya diam. Pipi chubby-nya menggembung karena hanya diam.
"Apakah ... kue tart untuk hari ini sudah selesai dibuat koki dapur?" tanya Siwon.
"Ne, dan kami sengaja baru menyelesaikannya sekarang agar tidak dingin,"
Salah satu pelayan membawa senampan kue tart. Kyumin hanya diam
"Jja, duduk!" Siwon meletakkan Kyumin di atas kursi.
"Walaupun ulang tahunmu masih menunggu 1 hari lagi,  appa tetap memberikan padamu kue ulang tahun, ini perayaan bulan di tahun ini ulang tahunmu yang ke-1! Besok, appa akan memberikanmu kue tart spesial buatan appa dan umma! Bagaimana kalau ini anggap saja hadiah dari segenap pelayan-pelayan di rumah ini?" mata Siwon berbinar-binar.
"Saengil chukkha hamnida, saengil chukkha hamnida, saengil chukkha Minyoung-ah ... saengil chukkha hamnida!" Siwon mengecup pipi kanan-kiri Minyoung.
"Poppo?" Minyoung tergelak. Siwon mengecup kening Minyoung.
"Ha! Hikhikhik!" Minyoung tergelak-gelak
Siwon ikut senang.
"Aku akan mengambilkannya untukmu," Siwon memotong perlahan kue tart itu.
"Nah, makanlah! Appa mau membaca di halaman belakang dulu!" seru Siwon. Langkahnya terhenti sesaat. Kemudian memutar kepalanya. Dia tak tega melihat wajah kesepian Minyoung.
"Bagaimana kalau kau makan di halaman belakang juga?" Minyoung mengangguk walau tidak mengerti ucapan ayahnya.
"Oke, tolong antarkan Minyoung ke gazebo di belakang, aku mau berganti pakaian," kepala pelayan mengangguk.
Siwon_POV
"Aigoo! Lelahnya!" Siwon melepas pakaiannya. Tanpa sengaja matanya menatap sebuah buku.
"Mwoya?" Siwon meraih buku itu.
"Ohh, novel romantis-misteri," Siwon membolak-balikkan buku itu.
"Well, sekali-sekali bisa menjadi hiburan ..." Siwon menghela napasnya dan menggenggam novel itu.
End Siwon_POV
Di halaman belakang ...
Siwon membalikkan halaman di bukunya. Yang sedang dibacanya adalah novel romantis-misteri. Novel yang bercerita tentang seorang yeoja dan namja yang saling mencintai. Namun sang yeoja meninggal dengan tragis. Jarang-jarang Siwon membaca novel. Biasanya yang dibacanya adalah buku tentang bisnis, bahkan dia lebih tertarik dengan koran.
Sesekali ia menguap, jemari indahnya membalikkan halaman buku. Kadang ia melirik Minyoung sebentar lalu tersenyum dan kembali membaca. Sampai akhirnya ia membaca sebuah kalimat di novel itu.
"Red velvet. Kue yang indah berwarna merah. Merah bagaikan darah segar yang seakan-akan ikut menyatu di dalam kue itu."
Sepertinya itu adalah salah satu kalimat misteri di dalam novel, yang meyatakan bahwa sang yeoja di dalam kisah itu menyukai kue red velvet. Dan dia juga meninggal dengan darah yang menyelimuti hampir sebagian tubuhnya. Layaknya red velvet.
Ketika membaca kalimat misteri itu, tangan Siwon serasa dingin. Ia tidak pernah merasa setakut ini. Ketakutan ini melebihi ketakutannya ketika melihat penampakan di umur 5 tahun. Dengan cepat Siwon memperbaiki posisi tidurannya. Lalu melirik kue yang sedang dimakan Minyoung. Dan kebetulan kue yang dimakan Minyoung adalah red velvet.
"Yoona ... juga suka red velvet," batin Siwon.
"Ah, aku seperti anak kecil saja!" tepis Siwon. Lalu kembali membaca. Minyoung sedang bermain-main dengan kupu-kupu. Dia tidak bosan walau sudah satu jam berada di situ. Menunggu ayahnya membaca
sampai tuntas.
"Akhirnya ... selesai juga!" Siwon menguap dan meregangkan tubuhnya. Siwon membawa novel itu di tangan kanannya. Diliriknya Minyoung sedang tertidur dengan noda merah kue di pipinya. Siwon tersenyum. Matanya melirik tangan mungil Minyoung yang masih menggenggam garpu walau sedang tertidur. Dilepaskannya perlahan garpu yang dibawa tidur Minyoung. Lalu membopong tubuh kecil Minyoung.
PRAK!
"Jatuh?" Siwon berusaha meraih novelnya kembali.
Srek ... srek ... srek ...
Lembaran buku tertiup angin, dan berhenti di halaman terakhir.
"He? Ada moralnya? Kukira tidak ada?" Siwon meraih novelnya kembali lalu mulai membaca moralnya.
"Memang berat rasanya,
Ditinggal oleh orang yang kita cintai,
Tetapi, jika Tuhan sudah menentukan pilihannya,
Kita hanya bisa menjalaninya,
Dia yang pergi,
Meninggalkan orang-orang yang ia cintai,
Dan meninggalkan orang-orang yang mencintainya,"
Jantung Siwon serasa ingin berhenti membaca moral itu. Darahnya seperti membeku seketika.
Siwon membalik buku itu untuk melihat judulnya. Hingga akhirnya terlihat tulisan berwarna merah, bersanding dengan latar putih dibelakangnya.
"Red Velvet"
***
"Nyonya, anda kelihatan pucat," tegur salah satu karyawan. Yoona terbangun dari lamunannya.
"Ne? A ... aku?" tunjuk Yoona. Karyawan itu mengangguk lalu pergi dari ruangan.
"A ... ani, memangnya ada apa?" Yoona memutar kursinya jari-jemarinya kembali sibuk memencet tuts keyboard sembari matanya sesekali melirik monitor.
"Selesai, hari ini tidak ada rapat bukan? Lebih baik aku pulang cepat," Yoona meraih tas tangannya. Walaupun pemilik perusahaan sekaligus direktur, selera pakaian Yoona sangat sederhana seperti kebanyakan wanita kantoran.
Zreettt ....!
"Akh ....!" Yoona memegang kepalanya. Napasnya tersengal-sengal.
"Hari ini ... Minyoung ulang tahun ... aku ..." Yoona meraih ujung mejanya. Lalu bangkit dan kembali menghidupkan komputer. Jemarinya berselancar di tuts, menuliskan kata-kata indah, lalu mempersertakan foto Chan Ho dan Minyoung. Yoona menge-print hasil pekerjaan tangannya, melipatnya menjadi dua bagian, dan memasukkannya di dalam amplop kecil berwarna biru langit. Disimpannya amplop itu ke dalam tas. 
Kadangkala matanya melirik jam. Wajahnya gelisah. Yoona meraih ponselnya dan menatap sebentar wajah Chan Ho dan Minyoung di layar ponselnya lalu menghubungi nomor suaminya.
Trrr ... trrr ...
"Yobaseo?"
"Ch ... chagiya, aku ingin kau yang menjemputku saja,"
"Baiklah, aku bawa Minyoung ya? Nanti dia kesepian," tawar Siwon. Suaranya terdengar bersemangat.
"ANDWAE!!!"
Suasana hening ...
"Wa ... wae? Kenapa seperti itu?"
"Jangan ... bukankah ..." Yoona terdiam ingin berkata apa.
"Hmm?"
"Eh! Bu ... bukankah ... bukankah ... bukankah dia sedang tidur jam segini?" seru Yoona tiba-tiba
"Ah ... tidak, dia sudah bangun. Dia tidur selama 2 jam, bagaimana?"
"Jangan ... jangan bawa Minyoung ... nanti dia kenapa-kenapa .... aku takut ...." suara Yoona makin bergetar. Membuat orang yang mencintainya di seberang sana cemas.
"Chagiya, kau sedang sakit, pasti merindukan wajah anak manismu ini!"
"Kumohon chagiya, kumohon," suara Yoona terdengar mengecil.
"Ahh ...! N ... ne! Kau tunggu di situ ya! Tidak usah keluar!"
"Aku pulang!"
"Ohh, Chan Ho-ah, kau sudah pulang? Temani adikmu bermain ya! Oh, chagiya, nanti akan kujemput!"
Tret!
Sebelum Siwon menutup percakapan, gelak tawa Minyoung dan Chan Ho yang begitu renyah terdengar oleh Yoona. Membuat bibir manisnya tersenyum.
"Ohh ... Chan Ho sudah pulang dari sekolah,"
"Ukhh ..." Yoona memijiti kepalanya yang terasa berat. Ditatapnya kembali layar ponselnya.
"Minyoung-ah, Chan Ho-ah, umma sayang kalian, umma cinta kalian, jika umma pergi ... kalian bagaimana?"
 ~To Be Continued~

***
*Huehehe ... bagaimana? Ini ff pilihan saya selain GYMEL lho! Nggak tahu kenapa, klu ngerjain ff ini lebih cepet selesainya, mungkin semangat aja ya? Lagian, ff GYMEL itu terlalu ... ehehehe ... :p #Ditabok GYMEL-ers #eaakk #bahasanya cuy!# pokoknya sukaaa banget ama ni ff ... gak tau kenapa, karena ada EXO, jadi pengen bikin ff seru, nanti admin bikin postingan dibalik ff BDC #yaelah ... serasa KCB -,-# udah cuma mau ngomong itu doang, hemat kata2 nih ... #PLAK #dilempar panci# #kabur #THE END -,-# #keselek BH lady gaga#

Komentar